Law of Giving (Road to Generosity)
Kita semua senang jika menerima pemberian, apa lagi pemberian tsb adalah barang yang kita idam-idamkan. Namun apakah kita senang memberi?
Berikut beberapa alasan mengapa kita perlu memberi, mengapa kita perlu menjadi orang-orang yang murah hati, dan kenapa ada orang-orang yang tidak percaya Tuhan namun berkelimpahan.
1. Karena kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi.
Kita bisa saja memberi tanpa memiliki kasih, namun tidak mungkin kita mengasihi tanpa memberi. Tuhan adalah pengasih, jadi Dia tidak mungkin menyangkal kasihnya dengan tidak menjadi Murah Hati.
Itu sebabnya walaupun tanah yang gersang, atau penuh bebatuan bukan tempat yang baik untuk menabur, Dia tetap akan menabur di sana. Bukan karena Dia tidak dapat melihat bagaimana rupa tanah tsb, namun karena Dia tidak dapat menyangkal kasihNya.
Bagaimana dengan kita yg menyebut diri anak-anak Tuhan? Bisakah kita bermurah hati? Kalau kita ingin membuat komunitas atau lingkungan kita penuh dengan kasih, maka mari mulai dengan saling mendahului dalam memberi. “It’s not how much we give, but how much love we put into giving”.
2. Karena lebih berbahagia memberi dari pada menerima.
Mungkin sebagian dari kita berkata konyol tapi coba pikirkan sejenak, mana yg lebih membuat kita bahagia: ketika kita menerima uang 50ribu atau ketika kita memberikan 50ribu kepada seseorang?
Saat kita menerima, kebahagiaan kita hanya sebesar ekspektasi kita terhadap barang tsb. Namun ketika kita memberi, kebahagiaan kita di luar dari ekspektasi yang kita miliki. Kebahagiaan kita menjadi double.
Tuhan ingin kita hidup bahagia dan bertambah bahagia, itu sebabnya Dia berikan berkatNya kepada kita agar selain kita sendiri menikmatinya, kita pun membagikan kepada orang lain, sehingga kita semakin bertambah bahagia.
3. Karena hanya orang yg memberi yg akan menerima.
Orang yang selalu menerima justru adalah orang yg selalu kekurangan, karena ia tidak pernah memberi. Tidak ada penghargaan diberikan kepada penerima terbaik. Pengharagaan hanya diberikan bagi pemberi terbaik. Sebut saja penerima Nobel Perdamaian, pastilah diberikan kepada orang yang memberikan kontribusi besar bagi perdamaian dunia.
Menariknya adalah ukuran yg kita gunakan untuk memberi pasti akan digunakan kembali saat kita menerima. Jika kita senang memberikan barang bekas, tidak heran kita menerima barang bekas pula. Jika kita senang untuk meminta potongan harga, tidak heran jika orang lain memita diskon ke kita. Sebaliknya, jika kita senang memberi penghargaan kepada orang, maka orang lain akan senang menghargai kita. Itu sebabnya kita tidak perlu risau mengenai permintaan kita, kita hanya perlu untuk mulai memberi.
Benih hanya dititipkan kepada penabur. Seorang penabur bukan orang yang setahun-sekali menabur benih, namun orang yang rajin dan gemar menabur. Dan pada musimnya, penabur adalah orang-orang yang berkelimpahan.
Law of Life….
Anda mau percaya atau tidak, law of gravity akan berlaku selama Anda hidup (namun sebaiknya Anda percaya jika tidak ingin mengalami kecelakaan). Sama halnya dengan law of giving, bukan soal apa keyakinan Anda tapi demikian hidup berjalan. Itu sebabnya Anda bisa lihat Bill Gates atau Mark Zuckerberg, bukan orang beragama, namun berlomba-lomba dalam memberi, dan itu menempatkan mereka di urutan orang-orang paling berkelimpahan.
Justru orang yang mengaku di dalam Tuhan lebih tahu bagaimana memberi, karena mereka memiliki Tuhan yang murah hati.