Mengatur Prioritas (untuk pilihan-pilihan dilematis)
Mengelola atau stewardship adalah soft-skill yang perlu kita miliki untuk dapat sukses. Mulai dari mengelola waktu, uang, tenaga, hingga hubungan. Kemampuan Anda dalam mengelola tidak lepas dari kemampuan Anda membuat prioritas dalam hidup Anda. kalau Anda tidak memiliki prioritas, maka orang lain yang akan menset prioritas Anda, dan ini yang sering membuat Anda menjadi kelelahan.
Hal-hal yang Anda prioritaskan bisa berbeda-beda, tergantung dari nilai yang Anda berikan. Jika Anda menganggap keluarga adalah yang bernilai, Anda akan memprioritaskan keluarga di atas segalanya. Jika Anda menilai pekerjaan Anda lebih bernilai, maka Anda akan memprioritaskan pekerjaan Anda.
Biasanya ketika membuat prioritas, kita mulai dengan menyusun dalam urutan ranking. Formula yang umum diketahui adalah: pertama adalah Tuhan, kedua adalah keluarga, ketiga pekerjaan, keempat mungkin melayani atau mungkin hobi Anda, kelima mungkin rumah, atau kesehatan, atau yang lain. Begitu seterusnya, dan semakin ke bawah semakin tidak menjadi prioritas bagi Anda.
Masalah timbul ketika Anda menghadapi pilihan dilematis antar prioritas yang berdekatan. Misal jika Anda memprioritaskan Tuhan sebagai yang nomor satu, berarti Anda harus meluangkan waktu Anda lebih banyak untuk Tuhan dibandingkan untuk keluarga misalnya. Contoh, jika ibadah adalah bentuk kasih Anda kepada Tuhan, apakah berarti Anda tidak mengasihi Tuhan ketika lebih memilih mengantar orang tua atau anak Anda yang sedang sekarat ke RS di waktu ibadah berlangsung?
Jika kita memprioritaskan keluarga sebagai yang nomor satu, berarti kita harus menyediakan tenaga lebih banyak untuk keluarga dibanding untuk bekerja misalnya. Namun apakah ketika Anda banyak absen ketika menunggui istri mengandung di RS dan menyebabkan Anda mendapat teguran, pemotongan gaji, atau bahkan sampai keluar dari pekerjaan, adalah bentuk tanggung jawab terhadap istri Anda?
Banyak yang bilang untuk apa mengejar karir kalau harus kehilangan waktu dengan keluarga. Tapi dengan Anda hadir secara penuh ditengah-tengah keluarga, Anda tetap bisa saja kehilangan keluarga Anda ketika Anda tidak mampu memenuhi kewajiban Anda untuk memberikan perlindungan sejahtera, kesehatan, dan pendidikan yang layak.
Dan karena kesehatan Anda tidak masuk dalam urutan 5 besar prioritas hidup Anda (mungkin karena Anda berpikir terlalu egois menempatkan diri sendiri dalam prioritas), bukan berarti kesehatan Anda tidak lebih penting dari keluarga atau bahkan Tuhan sekali pun.
Karena bukan berarti Anda menyayangi keluarga Anda ketika membuat mereka berhutang lebih dari kesanggupan untuk mengurus sakit penyakit Anda. Atau bukan berarti Anda mengasihi Tuhan dengan menyianyiakan kesehatan Anda.
Kita sering lupa bahwa aspek-aspek dalam kehidupan kita saling berhubungan. Tuhan tentu berhubungan juga dengan keluarga kita (makanya ikatan pernikahan Anda di lakukan di hadapan Tuhan kan?), keluarga kita tentu berhubungan dengan pekerjaan kita (makanya kita percaya memiliki pekerjaan sebelum menikah adalah langkah pertama untuk bertanggung jawab dalam keluarga kan?). Bahkan Tuhan pun berhubungan dengan hobi kita (menurut Anda siapa yang menempatkan minat tersebut dalam hati Anda?).
Mengutamakan Tuhan dalam hidup bukan berarti menempatkan Tuhan sebagai prioritas nomor satu dalah hidup Anda, namun menempatkan Tuhan dalam setiap prioritas kita.
Anda di tengah keluarga? Jadikan Tuhan ada di tengah-tengah keluarga Anda. Ketika Anda bekerja, jadikan Tuhan alasan Anda bekerja dengan baik (bukahkah bekerja adalah ibadah?), bahkan ketika Anda bermain atau melakukan hobi Anda, tempatkan Tuhan dalam kegiatan Anda. Dengan cara demikian Anda menempatkan Tuhan yang utama dalam hidup Anda, sebagai inti dari keberadaan dan aktifitas hidup Anda. Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Saya rasa ketika Anda memiliki pikiran bahwa bekerja di kantor adalah bekerja untuk Tuhan, seharusnya Anda tidak mungkin berani untuk korupsi baik waktu maupun uang.
Demikian halnya juga dengan keluarga. Tempatkan keluarga dalam kehidupan Anda. Ketika Anda bekerja, apa makna keluarga dalam pekerjaan Anda? Jika keluarga memiliki peran yang penting, Anda justru akan bekerja sungguh-sungguh, Anda justru tidak akan memanfaatkan waktu kerja Anda untuk mencurangi pasangan Anda. Demikian juga ketika Anda menjalani hobi, Anda akan melihat hobi tersebut penting untuk menyelaraskan pikiran Anda di tengah keluarga.
Anda dapat melakukan pekerjaan yang sama dengan yang orang lain lakukan, namun dasar Anda melakukannya berbeda, maka hasilnya pun akan jauh berbeda. Karena apa yang Anda tempatkan sebagai inti hidup Anda, mempengaruhi tindakan dan prilaku Anda sehari-hari.