Sukses dan Gagal Ditentukan Sahabat


the righteous choose their friends carefully…”

Ada tiga skill yang perlu Anda kuasai agar Anda sukses, yaitu stewardship, leadership, dan relationship. Relationship bukan sekedar berbicara mengenai pasangan atau pacar, namun bagaimana Anda membangun hubungan dengan orang-orang disekitar Anda. Bagaimana Anda memperlakukan orang-orang disekitar Anda, bagaimana Anda memilih teman-teman dan seperti apa Anda bergaul dengan mereka.

Teman-teman yang ada disekitar Anda akan menentukan masa depan Anda. Siapa yang Anda pilih sebagai teman menentukan apakah cita-cita Anda akan terwujud atau sebaliknya, mati.

Makanya tidak salah jika ada yang bilang masa depan kita sudah bisa dilihat dari siapa yang kita jadikan teman, dengan siapa kita habiskan waktu kita. Bayangkan jika Anda dikelilingi dengan orang-orang yang rajin berhutang, dalam waktu dekat Anda pasti akan meminjamkan mereka uang, dan cepat atau lambat Anda sendiri akan mulai meminjam uang. Begitu juga jika Anda berteman dengan orang-orang negatif, atau yang suka mengeluh, cepat atau lambat Anda akan menjadi negatif dan sering mengeluh.

Hal sebaliknya pun terjadi jika Anda ingin belajar dan menjadi lebih baik, habiskan waktu Anda dengan orang-orang yang baik, dan bangun hubungan dengan mentor yang baik.

Ia memanggil orang-orang yang dikehendakiNya dan merekapun datang.” — (Markus 3:13)

Di awal pelayananNya, Ia memberikan akses penuh hanya kepada 12 orang yang dikehendakiNya. Ia tidak memberikan ke semberangan orang yang Ia jumpai di jalan, walaupun semua orang bisa datang kepadaNya.

Anda harus selektif dalam membangun persahabatan. Saya setuju untuk kita berteman dengan semua orang tanpa melihat golongan dan latar belakang, tapi bukan berarti Anda memberikan akses yang sama kepada semua orang. Bayangkan apa yang terjadi jika Anda memberikan kunci rumah Anda kepada orang yang baru Anda kenal. Bukan saja Anda meresikokan rumah Anda, namun juga orang-orang yang Anda kasihi: istri Anda, anak Anda, keluarga Anda, tetangga Anda.

Akses adalah sebuah hadiah, baik Anda sebagai pemberi akses maupun penerima akses. Tentu kita tidak memperlakukan hadiah tersebut dengan sembarangan. Dan jika Anda tidak bisa menghargai dengan baik pemberian yang diberikan, besar kemungkinan Anda tidak akan dipercayakan untuk akses yang lebih jauh, atau mungkin akses Anda akan ditutup.

Persahabatan Maria dan Elisabet

Saya tidak bisa bayangkan bagaimana mengandung sebelum menikah bisa dilihat sebagai sukacita dan anugerah. Pengalaman yang Maria alami ketika berjumpa dengan malaikat Tuhan pun hanya ia seorang yang melihat (kisahnya ada dalam Lukas 1: 26–37 dan 56).

Apakah Anda berani bilang ke orang lain bahwa malaikat datang dan berkata janin yang dikandung adalah Anak Allah Yang Mahatinggi?
Saya jamin jika Maria lakukan hal tersebut, ia akan dihukum mati dengan tuduhan menghujat Allah.

Belum lagi Maria perlu 9 bulan untuk membuktikan semua ucapan malaikat Tuhan. Dan 9 bulan bukan waktu yang sebentar.

Namun menarik untuk mengetahui bahwa yang Maria lakukan kemudian adalah mencari teman dan sahabat yang tepat. Ia berkunjung ke sepupunya Elisabet; orang yang memiliki pengalaman dan mimpi yang kurang lebih hanpir sama dengannya. Mereka tinggal bersama selama 3 bulan. Saya yakin sekali yang mereka lakukan adalah saling mendukung, saling menyemangati, saling memberikan dorongan. Pada akhirnya janin tersebut lahir. Persahabatan yang mereka bina tidak saja membawa keuntungan bagi mereka berdua, tapi bagi banyak orang, bagi umat manusia.

Kita semua saat ini sedang mengandung mimpi, cita-cita, atau harapan. Siapa yang Anda pilih sebagai sahabat Anda? Apakah mereka orang-orang yang memiliki nilai yang sama dengan Anda? Apakah mereka bisa melihat mimpi Anda dan bukan mencelanya? Apakah persahabatan yang Anda bangun bermanfaat bagi Anda, sahabat Anda dan orang lain? Karena jika Anda salah memilih sahabat, Anda salah bergaul dan menghabiskan waktu pada orang yang tidak semestinya, hidup Anda bisa mengalami keguguran.