Energy Management (2): Recharge
Kita tidak dapat memproduksi energi lebih banyak, namun kita dapat mengolah dan mengaturnya agar lebih efisien. Analoginya seperti batre smartphone kamu. Kapasitasnya fix, namun kita dapat memperpanjang masa pakainya dengan efisiensi (menggunakan latest OS yang lebih efisien dan hemat energi, mematikan app yang makan resources besar) dan proses re-charging yang baik.
Soal efisiensi sudah kita bahas pada posting sebelumnya (Energy Management 1), yaitu dengan mengatur prioritas dan jadwal. Di posting kali ini kita akan bahas soal recharge energy kita.
Seperti layaknya smartphone kita, recharge yang baik biasanya tidak kita lakukan ketika batre sudah sekarat atau habis sama sekali. Setiap ada kesempatan dan sudah di bawah 50% kita akan recharge. Atau ketika kita sedang menggunakan secara intens biasanya sambil kita colok ke powerbank atau wall charger kita. Kita pun akan dengan hati-hati memilih powerbank dan wall charger yang kita gunakan, yaitu yang aman dan kalau bisa yang fast charging. Bicara soal fast charging pun gak cuma soal charger atau powerbanknya saja, namun juga ability dari smartphone-nya.
Hal sama pun sama dengan kita. Kita selalu berpikir bahwa kita perlu me-time atau melakukan refreshing, atau hobi kita dengan dalih recharge energi kita. Namun apakah recharge kita sudah tepat atau yang selama ini kita pikir recharge malah gak menambah power bar kita?
Berikut beberapa gagasan untuk recharge energi kamu dengan baik dan mungkin bisa jauh lebih cepat.
Recharge With Love Language
Kita tahu bahwa setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda. Biasanya ini kita pakai untuk mengenal orang lain atau pasangan kita, namun sebenarnya kita punya dapat menggunakannya untuk self-caring.
Ada 5 bahasa cinta, yaitu afirmation, touch, gift, quality-time, and serve. Kamu perlu mengenali apa bahasa cinta kamu. Biasanya kita punya bahasa cinta. Bagi yang belum tahu ini ada alat testnya. Gw sendiri bahasa cintanya quality time dan touch.
Dengan bekal tersebut gw jadi tahu bagaimana caranya agar gw dapat recharge dengan cepat dan mengisi energi gw ditengah-tengah rutinitas gw.
Contoh, semua orang memang perlu tidur, tapi kualitas tidur masing-masing orang berbeda. Bayangkan jika dari rutinitas sederhana tersebut kamu bisa recharge energi kamu secara optimal?
Karena bahasa cinta gw sentuhan, maka tempat tidur, bantal yang gw pake, bahan seperai dan selimut itu harus yang nyaman banget buat gw, karena kalau sampai salah justru tidur bisa menjadi tempat gw kehabisan energi.
Alasan yang sama juga mengapa kursi kerja itu sangat penting untuk gw.
Recharge untuk gw juga ketika gw memiliki quality time untuk melakukan pekerjaan sendiri atau menghabiskan waktu yang intens dengan orang-orang dengan value yang sama. Itu juga sebabnya schedule yang tepat justru adalah kebahagiaan gw ketimbang jadwal-jadwal yang mendadak. Ketika gw tahu kapan sesuatu akan mulai dan berhenti itu justru waktu gw untuk recharge energi gw.
Teman gw yang memiliki bahasa cinta gift, recharge energi yang dia lakukan adalah dengan belanja online. Kebanyakan barang yang dibeli gak mahal sih, cuma cendrung tidak berguna, gak jarang barangnya sama sekali belum sempat dibuka. Mungkin bagi yang bahasa cintanya gak sama melihat itu tindakan impulsif yang boros, namun sebenarnya itu cara dia recharge energinya.
Bagi yang bahasa cintanya afirmasi, jaga apa yang kamu dengar. Isi telinga kamu dengan hal-hal yang menyenangkan. Karena kata-kata yang salah akan cepat menghabiskan energi kamu, sebaliknya, hanya dengan mendengar podcast atau lagu yang tepat, energi kamu akan pulih dengan cepat.
Intinya kenali siapa diri kita dan apa bahasa cinta kita agar kita tahu treatment apa yang paling sesuai untuk mengisi kembali energi kita.
Recharge with happiness compound
Dalam tubuh kita ada berbagai senyawa dan beberapa senyawa tersebut, jika kita bisa menstimulusnya dengan tepat, akan mendatangkan rasa bahagia bagi kita.
Apa saja senyawa itu?
Ada Dopamine, Oxytocin, Endorphin, dan Serotonin. Nah Bahasa cinta itu digunakan untuk menstimulus oxytocin.
Pada akhirnya bahagia itu tidak pernah sederhana. Bahagia itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang berani. Berani memilih untuk bahagia.