Hari Yang Apes...


Pengalaman gw pagi ini ngasih tahu gw bahwa kadang persiapan terbaik pun belum tentu cukup.

Pagi ini gw ada meeting di BEJ, live demo product. Tim gw semalam sebelumnya sudah melakukan persiapan dengan persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk demo untuk dibawa besok pagi, role play, bahkan jam 7 sudah di kantor untuk membawa product demo.

Gw menemani mereka sampai malam untuk memastikan semuanya siap. Sebelum tidur gw cek semua rute yang tercepat dan terbaik dari rumah ke BEJ, dan kesimpulan yg gw dapat adalah transportasi terbaik dengan menggunakan busway + gojek, dengan ruter terbaik melalui Arion (disinilah kesalahan bermula karena gw mempercayakan saran google map).

Gw tidur lebih awal, gw bangun lebih awal, jam 5am. Gw sudah atur anak gw untuk berangkat dengan opanya agar gw bisa berangkat lebih awal.

Begitu sampai di halte Arion, gw shock karena setelah ngobrol dengan petugasnya ia justru menyarankan gw untuk kembali ke ASMI (wich is ini halte terdekat di depan tempat tinggal gw), karena rute Arion - Dukuh Atas adalah rute 'neraka' yang macetnya berdarah-darah. Bahkan sebagian besar armada untuk trayek ini dipindahkan ke rute Pulo Gadung - Monas yang jalannya masih lebih lancar. Jadi gw harus balik ke ASMI lagi.

Di sini gw kesel banget dengan google Map. Membuktikan bahwa bertanya ke orang yang tepat masih menjadi solusi terbaik dibanding ke AI atau mesin pencari.

Sesampainya gw di ASMI sudah hampir jam 8am. Gw sudah kehabisa waktu dan kesabaran.

Singkat cerita gw tiba di depan repsesionis BEJ jam 8.50 (dan terbukti rute ini memang jauh lebih cepat) untuk tukar akses, dan gw gak bisa naik ke lantai di mana gw meeting.

Ini disebabkan karena gak ada KTP. Gw sudah prepare ini dengan menyiapkan copy KTP, surat keterangan hilang, SIM, dan bahkan paspor. Namun semuanya ditolak. Surat keterangan hilang tidak dapat ditukar karena jelas aturannya yang hanya bisa ditukar adalah SIM atau KTP atau paspor (untuk WNA). SIM gw ditolak karena sudah blur jadi gak jelas dan itu model yang lama, dan pasport gw mati.

Semua yg bisa gw tinggalkan sebagai jaminan juga ditolak.

Gw gak menyalahkan petugas tersebut, karena bagaimana pun ini gedung strategis dengan tingkat keamanan yang seharusnya tinggi. Namun inilah yang gw sebut priority debt; hal-hal yang penting untuk dikerjakan namun kita tunda dan semuanya bertemu menjadi satu. Yes, yang namanya debt atau hutang tersebut berbunga.

Alasan gw gak bawa KTP, karena KTP gw hilang. KTP gw hilang oleh bokap karena sebelumnya beliau pinjam untuk mengurus STNK motor gw yang hilang.
STNK motor gw hilang karena selama ini motor dipinjam oleh teman dan ia menghilangkan STNK tersebut. Dan STNK itu baru ketahuan hilang ketika mau mengurus motor yang tidak bisa keluar dari parkiran karena karcis parkir hilang (oleh teman saya).

Kebayang gak betapa chaos-nya kondisi ini akibat efek domino yang ada?

Makanya kadang kita menghindari orang-orang yang gak becus bukan karena kita milih-milih pertemanan, tapi karena hal itu menular dan ada efek domino dari ketidakbecusan.

Gak sepenuhnya salah teman gw, karena gw pun punya andil di sini, yaitu hutang pekerjaan yang gw tunda. Pertama adalah perpanjangan paspor. Gw tunda karena belum ada plan untuk trip ke luar negeri. Urusan KTP yang gw tunda adalah mengurusnya secara langsung aliih-alih mempercayakannya ke bokap gw untuk ngurus. SIM yang belum update ke yang baru karena males ngurusnya di tempat yang jauh.

Akhirnya gw putuskan untuk cari kedai kopi dan melanjutkan pekerjaan sambil menunggu tim gw selesai meeting.

Tidak ada yang sia-sia...

Satu hari bisa dimulai dengan salah, namun berakhir sebaliknya. Teryata dengan adanya gw di kedai kopi tersebut jadi skenario lain yang lebih keren, karena meeting-nya jadi hybrid, dan demo produk bisa dilakukan dengan lebih baik karena saya bisa langsung join dari zoom dan calon client bisa melihat dan merasakan solusi yang kita tawarkan secara realtime. Yang awalnya hanya ganti projector bisa berakhir dengan penawaran screen dan video conference.

Kita bisa prepare segalanya dengan baik, namun kita harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk itu hutang-hutang pekerjaan yang kita tunda. Pada akhirnya attitude kita terhadap setiap perubahan itu penting karena itulah yang menentukan akhir dari satu hari.