Father and Kids, Thank You Eureka


Ini pengalaman dan memori yang berharga di Father and Kids, program yang diadakan oleh sekolah Eureka, tempat anak saya bersekolah.

Sedikit mengenai Sekolah Eureka Kelapa Gading, ini adalah sekolah dari yayasan Eunike, yayasan non profil yang memfokuskan pelayanan mereka pada mengembalikan peran orang tua untuk membina iman anak-anaknya sendiri dan membawa anak-anak menjadi pelayan dan pemimpin Kristen yang mempengaruhi zamannya. Dan sekolah ini merupakan perpanjangan dari misi tersebut.

Mungkin sekolah dengan fasilitas yang lebih baik banyak, dengan kurikulum yang lebih bagus juga ada, namun sekolah yang fokus pada melibatkan peran orang tua, khususnya dalam membina iman anak dari dini tidak banyak, apa lagi di Kelapa Gading.

Kenapa ini penting di awal pendidikan dan masa perkembangan anak?

Kadang kita sebagai orang tua berpikir nanti kita punya banyak waktu dengan anak ketika mereka sudah agak besar, saat ini kita fokus dengan pekerjaan dan karir kita agar kita bisa punya masa depan tsb.
Menurut saya itu pikiran yang sombong, karena masa depan itu milik Tuhan, yang kita punya adalah saat ini. Dan kalaupun kita punya masa itu, mungkin tenaganya sudah tidak ada, atau mungkin anak-anak kita yang sudah tidak punya waktu lagi untuk kita.

Makanya moment dan kesempatan yang diprogram oleh Sekolah Eureka ini sangat berharga menurut saya.

To be in your children’s memories tomorrow, you have to be in their lives today.

Setidaknya ada 8 mandat ayah, tapi saya tidak akan bahas semuanya. Ada beberapa poin yang penting dan sebagai self-reminder bagi saya khususnya, yaitu:

Memberikan rasa aman bagi anak-anak kita melalui hubungan (membangun relasi) di atas dasar Firman Tuhan.

Sebagai ayah ingat bahwa kita sebagai pelindung, bukan sebagai perundung. Kapan kita merundung mereka?
Ketika kita membandingkan mereka, "masa gitu aja gak bisa sih?", "kamu lihat, anak lain gak ada yang bikin ulah kayak kamu!"
Membandingkan baik dengan anak lain, baik dengan gambaran anak ideal kita, atau bahkan dengan diri kita di masa lalu. Membandingkan agar menjadi seperti diri kita, atau membandingkan agar tidak seperti diri kita.

Sebagai ayah kita perlu ingat juga bahwa kita adalah penuntun dan bukan penutut. Kadang tuntutan kita terlalu tinggi bagi mereka. niat kita ingin yang terbaik untuk mereka, namun caranya tidak harus seperti yang kita pikirkan. Sebagai orang dewasa saja kita susah untuk mengubah prilaku-prilaku atau kebiasaan buruk kita. Namun kepada anak tiba-tiba kita menjadi yang paling sempurna dan paling tahu, seolah kewajiban mereka adalah mengikuti seluruh keinginan kita (walaupun mungkin keinginan tersebut baik).

"Your children need your presence more than your presents" - Jesse Jackson

Saya bukan ayah yang baik, bahkan jauh dari sempurna. Namun saya tahu bagaimana memberikan pemberiaan yang baik bagi anak saya. Apa lagi Bappa kita di sorga yang sangat baik, tahu bagaimana memberikan yang terbaik bagi kita - yaitu anakNya yang Tunggal.

Pemberian terbaik itu adalah Tuhan hadir bersama-sama dengan kita.
Pemberian terbaik seorang ayah bagi anaknya, adalah kehadirannya.