Be Afraid! Everything Will Not Be Alright

Be-Afraid--Everything-Will-Not-Be-Alright
Pernah dapat nasehat, “don’t be afraid everything will be alright”? Atau mungkin Anda sendiri pernah memberikan nasehat tersebut?
Ya, saya pernah memberikan nasehat semacam itu.
Tapi pernahkan kita berpikir baik-baik mengenai kata-kata tersebut?

Walaupun mungkin kalimat tersebut sedikit menghibur, namun menurut saya itu kalimat omong kosong.

Pertama, jelas orang yang memberikan nasehat tidak berada dalam kondisi yang sama, dan kalaupun dalam kondisi yang sama, mungkin musim dan nilai yang mereka miliki berbeda. Misal Anda terancam drop out dari kuliah, buat saya mudah saja bilang jangan takut, karena saya sudah lalui hal tersebut atau mungkin buat saya kuliah tidak se-bernilai Anda. Tapi buat orang-orang yang melihat pendidikan itu berharga, mereka akan takut. Makanya jangan pernah bilang, “jangan takut soal hari esok”, kalau kamu belum pernah beli makan hari ini dengan seluruh harta terakhirmu.

Ke dua, everything will not be alright. Sebaliknya, everything will be worse and worse. Anda lihat hari-hari semakin jahat dan buruk, hidup semakin susah, tantangan semakin berat dan kompleks, dunia semakin hari semakin busuk. Dan kalau Anda tidak punya apa-apa, sebaiknya Anda takut, karena rasa takut Anda mengerjakan sesuatu, yaitu setidaknya Anda mempersiapkan diri.

Rasa takut itu nyata dan bagian dari mekanisme mempertahankan hidup. Contohnya, Anda takut ular? Anda akan menghindari ular tersebut karena Anda tahu bahayanya. Anda bisa mempersiapkan diri jika Anda bertemu ular. Namun kalau Anda tidak punya rasa takut terhadap ular dan bermain-main dengan ular, cepat atau lambat ular akan mendatangkan musibah untuk Anda, dan saat itu saya jamin Anda takutpun sudah sisa-sia.

Masalahnya adalah Anda tidak boleh dikuasai oleh rasa takut, karena kalau Anda dikuasi oleh rasa takut, semua tindakan Anda akan lahir dari rasa takut tersebut, dan biasanya tindakan tersebut justru mendatangkan petaka bagi Anda.

Agar Anda dapat menguasai rasa takut, Anda perlu sesuatu yang lebih besar dari ketakutan tersebut. Saya rasa orang-orang Eskimo justru tidak mengenal rasa takut terhadap api, atau orang-orang di timur tengah tidak akan takut dengan banjir. Orang-orang Eskimo punya air yang begitu melimpah dan suhu yang begitu rendah sehingga api sebesar apapun tidak akan membuat mereka takut. Demikian juga dengan di timur tengah, karena mereka punya hamparan tanah yang begitu luas dan matahari yang melimpah sepanjang tahun, banjir pun enggan berlama-lama di sana.

Anda tidak akan takut terhadap bisnis Anda, kalau Anda punya akses dana, waktu, sumber daya, yang lebih besar dari bisnis Anda. Sayangnya tidak seperti itu hidup bekerja. Justru sebaliknya, ada begitu banyak ketakutan karena apa yang kita miliki tidak lebih besar dari tantangan yang kita hadapi.

Di sinilah peran pengharapan, memiliki keyakinan bahwa ada yang lebih besar dari Anda, yang memampukan Anda menghadapi setiap tantangan. Pengharapan bukan keyakinan bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja, namun kerja keras dan usaha Anda tidak sia-sia. Ada jaminan bahwa apa yang Anda lakukan pasti berhasil.

Pertanyaannya di mana Anda letakan pengharapan Anda?

Kalau saya meletakan pengharapan saya di dalam Tuhan, karena sampai saat ini belum ada yang lebih besar dari Tuhan. Maka saya bisa yakin untuk mengatakan kepada diri saya sendiri, “don’t be afraid, GOD is with me”.

Bagaimana dengan Anda?

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!