What Your Story?

What-Your-Story

Semua orang punya cerita. Semua orang senang mendengarkan cerita. Masalahnya tidak semua cerita menarik untuk didengar. Padahal mungkin hanya satu cerita sederhana yang kita sampaikan, dapat mengubah hidup atau nasib orang lain. Posting ini adalah kisah yang saya ceritakan di iCare ProM Thanksgiving Kamis lalu, yaitu bagaimana agar kita dapat dengan mudah untuk bercerita, dan cerita tersebut dapat menarik bagi orang lain.

Authentic

Kita dapat tertarik dengan sebuah cerita karena cerita tersebut valid dan genuine. Begitu juga sebaliknya, kita tidak suka dengan cerita yang kebenarannya diragukan atau kejadiannya dikarang. Cerita yang Authentic pun akan lebih mudah Anda ceritakan ulang dibandingkan sebuah kisah yang tidak pernah terjadi dalam hidup Anda. Misalnya, saya akan dengan mudah bercerita mengenai menu makan siang saya kemarin atau baju yang saya gunakan dua hari lalu dibandingkan menceritakan pengalaman saya makan Beluga Caviar — yang memang saya belum pernah makan.

Jadi kalau Anda adalah produk dari Kasih Karunia dan kebaikan Tuhan nyata dalam hidup Anda setiap hari, seharusnya tidak susah bagi Anda untuk menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Masalahnya mungkin kebaikan Tuhan adalah hal yang Anda pahami, dan bukan yang Anda rasakan.

Lakukan dengan Segenap Hati

Cerita yang logis mampu membuat orang lain paham dan mengerti, namun cerita yang menyentuh hati mampu membuat orang lain bertindak. Hanya cerita yang menyetuh hati yang dapat mengubah hidup orang lain. Cerita yang menyentuh hati bukan berarti cerita yang mengharu-biru ala sinetron atau teledrama, bahkan bisa saja sebuah kejadian lucu dapat menyentuh hati pendengarnya.

Kuncinya adalah hati hanya bisa disentuh dengan hati. Itu sebabnyak Anda harus menaruh hati Anda dalam setiap hal yang Anda kerjakan, sehingga peristiwa-peristiwa sederhana dalam hidup Anda dapat menggugah orang lain, pekerjaan-pekerjaan sederhana yang Anda lakukan dapat menyentuh dan menggerakan orang lain.

Kita bisa tahu apakah seseorang mengerjakan dengan sepenuh hati atau setengah hati dari bagaimana mereka bercerita mengenai aktifitas mereka. Anda bisa duduk dan mendengarkan berjam-jam mengenai kopi jika Anda mendengarkannya langsung dari barista yang passionate. Atau Anda bisa sangat tergugah mendengarkan aktifitas ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah-tangganya dengan sungguh-sungguh. Karena orang-orang tersebut manuruh hati mereka pada tindakan (sederhana) yang mereka lakukan sehari-hari. Hati mereka menyentuh hati kita. Sebaliknya Anda bisa sangat jenuh mendengarkan kisah seseorang yang baru kembali dari medan perang jika tentara tersebut merasa kalah dalam pertempuran.

Menyiapkan Hati Setiap Hari

Mungkin tidak setiap hari kita menemukan pekerjaan yang kita senang untuk melakukannya, apa lagi dengan hati. Masalahnya hati di sini bukan sekedar perasaan, karena kalau hati itu adalah perasaan, Anda tidak akan mungkin dapat mengasihi musuh Anda misalnya. Tuhan tahu Hati itu bisa menipu namun disisi lain hati itu motivator terbesar dalam hidup manusia. Itu sebabnya Anda perlu mengendalikan hati Anda, dan hati dapat Anda atur.

1. Mengatur hati dengan harta.
…Dimana hartamu berada di sana hatimu berada.” Anda ingin punya hati pada pekerjaan-pekerjaan kecil Anda, coba spend lebih banyak uang pada hal-hal kecil tersebut. Makanya jangan heran jika orang bisa mengeluarkan uang dengan jumlah yang tidak masuk akal untuk hobi mereka.

2. Mengatur hati dengan waktu.
Anda ingin lebih passionate terhadap sesuatu hal? Mulai untuk luangkan waktu lebih banyak pada hal tersebut, karena Time is Money. bahkan sering kali kita jumpai waktu jauh lebih bernilai dibandingkan uang, karena Anda bisa menghasilkan uang lebih banyak tapi tidak waktu.

Setiap hari Anda punya kesempatan untuk mengubah orang lain melalui cerita Anda. Setiap hari adalah kesempatan Anda membuat sebuah cerita yang menarik. Jadi tulis cerita Anda dengan baik, letakan hati Anda dalam setiap hal yang Anda kerjakan, kecil atau besar pekerjaan tersebut. Dengan cara demikian Anda menjadi Living Witness. Happy Thanksgiving!

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!