3 Skill Untuk Menjadi Sukses

3-Skill-Untuk-Menjadi-Sukses

Entah siapa yang memulainya, namun di tengah diskusi iCare ProM (profesional muda) minggu lalu, muncul topik menarik mengenai sukses dalam hidup. Menurut saya hal ini tidak jauh dari 3 skill yang perlu kita latih dan kuasai terus-menerus dalam kehidupan kita, yaitu Leadership, Relationship, dan Stewardship.

Semakin kita menguasai ketiga hal ini, semakin baik dan mudah hidup kita. Semakin ahli kita dalam ketiga hal ini, maka semakin signifikan hidup kita.

Pertanyaannya adalah kenapa kita perlu menguasainya? Dan bagaimana kita menerapkannya dalam tindakan sehari-hari yang relevan?

1. Leadership

is not about position, but about model”, karena roll model menghasilkan impact.

Teman saya mengeluh mengenai prilaku karyawan di kantornya yang tidak disiplin. Kebanyakan dari mereka datang terlambat dan engan mengulangi kesalahan mereka dengan memilih pulang lebih awal. Lalu saya bercerita mengenai pengalaman sebaliknya yang terjadi di kantor saya. Saya ‘mengeluh’ untuk karyawan yang selalu rela lembur padahal tidak ada uang lembur, dan harus saya ‘usir’ untuk pulang sangkin betahnya bekerja. Bagaimana bisa?

Sederhana, kalau kita ingin karyawan kita datang ke kantor jam 9 pagi, maka bosnya harus datang 8.30. Kita ingin karyawan tidak hitung-hitungan lembur, tunjukan bagaimana bos mereka bekerja dengan extra time. Intinya bagaimana kita menjadi model. Makanya kepemimpinan bukan soal posisi, karena seorang office boy sekalipun bisa memberikan contoh sikap excellent dan dapat memberikan impact bagi karyawan lain, bahkan dengan posisi di atasnya. Sudah banyak dari kita yang hanya memberikan saran, masukan, namun tidak memberi contoh. Sudah saatnya memimpin dengan tindakannya.

Jangan hanya sekedar memotivasi, tapi mari menginspirasi.

Motivator: orang yang dengan keras berusaha mengubah orang lain menjadi lebih baik, tanpa perlu mengubah dirinya sendiri.
*Inspirator: orang yang dengan keras berusaha mengubah dirinya sendiri sehingga mendorong orang lain untuk berubah.

Orang akan mulai mengabaikan perkataan kita ketika tindakan kita tidak sama dengan perkataan kita. Tindakan kita adalah bahasa kita.

2. Relationship

kunci dari sebuah relationship adalah siapa (who) dan bagaimana (how) kita bergaul.

Who?

Kesuksesan dipengaruhi oleh siapa yang kita kenal. Atau bisa dibalik, siapa yang kita kenal mempengaruhi kesuksesan kita. Ini bukan berbicara mengenai nepotisme, atau orang-orang yang memiliki posisi sehingga bisa membantu memuluskan pekerjaan kita, namun berbicara mengenai bagaimana kita bergaul. Kalau saya duduk diantara orang negatif maka pikiran saya akan dipenuhi dengan hal negatif (Psalm 1:1). Begitu juga sebaliknya, jika saya duduk dengan kumpulan orang positif, maka pikiran saya menjadi positif, dan tindakan saya menajdi positif, dan saya semakin dekat dengan kesuksesan.

Jadi mari mulai untuk: START spending time with the right people, STOP spending time with the wrong people, MORE spending time with people you respect.

Ada tiga jenis orang yang kita perlu membangun hubungan yang baik dengan mereka, perlu bergaul karib dengan mereka, yaitu: seorang mentor/guru, seorang sahabat/rival, dan seorang anak/murid.

Kita perlu untuk selalu terus belajar dari orang-orang yang sudah lebih dulu dari kita, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih. Kita perlu seorang teman dan sahabat untuk selalu menolong, membantu, dan menyemangati kita. Dan kita perlu untuk berbagi ke orang-orang yang masih dibawa kita secara pengetahuan.

How?

Selalu ingatkan diri kita bahwa dasar dari setiap hubungan bukan kebutuhan atau kepentingan, melainkan KASIH; apa yang kita ingin orang lain perbuat untuk diri kita, seperti itu juga kita perbuat terhadap mereka. Itu sebabnya saya tidak mungkin mengasihi orang lain jika saya tidak dapat mengasihi diri sendiri; tidak mungkin saya mengampuni dan menghargai orang lain jika saya tidak dapat berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu saya.

Bagaimana kita menghargai diri sendiri demikian jg kita akan menghargai orang lain.

3. Stewardship

Adalah kemampuan untuk mengatur/mengelola hal-hal/barang-barang yang dipercayakan terhadap kita; yaitu uang, waktu, keluarga/love, dan pekerjaan. Saat kita mulai berpikir bahwa apa yang kita miliki sebenarnya bukan milik kita, melainkan sesuatu yang dititipkan untuk dikelola, maka cara kita memperlakukan hal-hal tsb menjadi berbeda.

Isunya bukan kita kekurangan uang, atau kekurangan waktu, tapi kita akan kehilangan hal-hal yang tidak bisa kita atur. Saya akan kehilangan uang jika saya tidak dapat mengatur uang, kehilangan waktu jika saya tidak dapat mengatur waktu, kehilangan cinta jika saya tidak dapat mengatur cinta. Saya akan kehilangan pekerjaan jika saya tidak dapat mengaturnya dengan baik.

Untuk dapat mengatur/mengelola dengan baik, kita perlu memiliki PRIORITAS dan EXCELLENTLY. Prioritas adalah tahu untuk menempatkan urutan pekerjaan, excellent adalah ‘extremely good’ ketika mengerjakan pekerjaan.

Pernah satu waktu bendahara saya mengeluh kalau dia selalu diburu-buru pekerjaan. Salah-satu sebabnya adalah sering kali OB (officec boy) datang meminta uang untuk keperluan rumah tangga ketika ia sedang hectic. Ketika saya tanya berapa lama prosesnya, dijawab secepatnya. Dari sini saya langsung tahu bendahara saya tidak memiliki prioritas dalam bekerja. Jawaban untuk secepat-cepatnya, atau sebanyak-banyaknya adalah indikator sederhana bahwa kita tidak tahu prioritas.

Jika kita tidak memiliki prioritas dalam hidup, maka kita akan diset prioritas orang lain. Dan itu yang membuat kita tertekan. Dalam kasus di atas, bendahara saya diset prioritasnya oleh OB, karena prioritas OB adalah belanja (secepat-cepatnya). Akhirnya bendahara saya menjadwalkan hari apa saja OB bisa request budget, dan mau tidak mau membuat OB yang terbiasa request ketika habis, mulai untuk berpikir mundur, berpikir untuk mengantisipasi masalah.

Excellent adalah sifat dari Tuhan, jadi tidak heran Ia menuntutnya dari setiap orang yg mengaku anakNya. Bahkan disebutkan dalam setiap pekerjaan kita, kerjakan dengan sungguh-sungguh seolah untuk Tuhan (Kolose 3:23).

Excellent bukan berarti tidak bercacat cela, atau tanpa kurang satu apapun, atau hal-hal luar biasa besar yang tidak terjangkau oleh orang-orang biasa. Excellent berarti do extra mile, do extraordinary; extraordinary is put a little extra in your ordinary days. Kita ingin lebih produktif? Mulai cari cara-cara sederhana untuk membut pekerjaan kita selesai lebih cepat. Mulai pikirkan hal-hal kreatif untuk membuat pekerjaan kita selesai lebih banyak. Jika kamu diminta untuk datang tepat waktu, coba untuk datang lebih awal.

Ini hanya sebagian kecil tips yang bisa dishare. Untuk menambah pengetahuan dan skill, kita perlu membaca buku-buku dan belajar mengenai tiga topik ini (leadership, relationship, dan stewardship) secara terus-menerus.

Jadi, apakah kamu siap untuk sukses?

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!