Sangjit 17 Februari 2018

Pengalaman pertama saya melihat Sangjit adalah di acara Sangjit saya sendiri. Saya pikir saya cukup tenang, namun ketika melihat video dan fotonya, oke, itu wajah setegang tegangan sutet. Muka gw udah seperti mayat!.

Sangjit adalah salah-satu prosesi pernikahan dalam budaya Tionghoa. Sangjit dalam bahasa Indonesia berarti proses seserahan atau proses kelanjutn lamaran dari pihak mempelai pria (dengan orang tua, saudara, dan teman dekat yang masih single) dengan membawa ‘persembahan’ ke pihak mempelai wanita.

Nah di sini yang saya tidak tahu... Saya tidak tahu kalau acara sangjit biasanya dilakukan setelah lamaran dan sebelum wedding, atau biasanya antara sebulan sampai seminggu sebelum acara pernikahan secara resmi. Gw pikir sangjit itu lamaran!

Artinya gw main sangjit aja tanpa ngelamar Lina!

Untung Lina gak nolak pas saya bawa seserahan ke rumah dia. Mungkin kalau wanita lain sudah banting pintu kali.

Kekonyolan saya ditambah lagi dengan begitu sampai rumah Lina, saya juga yang bawa dan pegang barang hantaran, dan begitu ditanya mana angpao untuk Lina, saya langsung bengong. Dan sambil setengah menjerit panik saya bilang, "Lina gak bilang apa-apa soal ini!"

Di sini rasanya udah mau mati saja.

Usut punya usut saya perlu bawa angpao untuk Lina dan ketok kamar Lina untuk undang dia keluar. Jadi angpao-nya buat iming-iming agar Lina mau keluar kamar (kalau ini sih, gw bawain KFC aja!).

Namun yang menarik ternyata sangjit itu tidak hanya menjadi tradisi Tionghoa saja. Di kampung halaman mama saya, NTT, mereka melakukan hal yang sama persis, hanya saja namanya berbeda, Pinangan.

Malah bisa dibilang Pinangan ini jauh lebih repot dibandingkan sangjit, karena pertama, bersama hantaran itu perlu bawa gong dan musisi tradisional. Kedua, cewenya bukan saja berdiam di dalam kamar, tapi ngumpet dan si cowo malang tersebut harus mencari-cari gadisnya di seisi rumah. Nah kalau si cewe gak mau menikah, jangan harap si cowo ketemu tuh cewe.

Kalau di Betawai beda lagi, sebelum memberikan barang seserahan, pengantar seserahan harus berbalas pantun dulu, tidak jarang beradu silat dulu sebelum barang diterima (ini mau lamaran apa UFC??).

Jadi sebenarnya makna dari seserahan buat orang Timur itu hampir mirip, istilahnya saja yang berbeda. Beruntung saya bisa memiliki pengalama sangjit, sehingga saya bisa melihat sebenarnya kita punya lebih banyak lagi persamaan di tengah sedikitnya perbedaan yang dibesar-besarkan.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!