Pernah alami situasi ketika bangun pagi, Anda menyusun semua jadwal hari itu, namun begitu hari berakhir Anda sadar tidak semua pekerjaan terselesaikan?
Ketika dicek kembali, ternyata bukan soal waktu, karena kita masih punya cukup waktu untuk mengerjakannya, namun karena kita sudah kehabisan energi.
Biasanya ketika berbicara mengenai energi, yang muncul dipikiran adalah soal stamina, dan tidak jauh dari stamina adalah olahraga. Hal yang bagus jika kita rajin berolahraga atau mengkonsumsi multivitamin untuk menambahkan stamina, namun masalahnya: kita sering berpikir untuk menambahkan apa yang seharusnya kita kelola terlebih dahulu. Kalau kita tidak mengelola apa yang kita miliki, akan sulit bagi kita untuk mendapatkan lebih (alih-alih kita malah kehilangan lebih). Saya selalu percaya untuk bisa mendapatkan lebih banyak, terlebih dahulu kita perlu mengatur lebih baik. Jika kita merasa kekurangan uang, issue sebenarnya adakah kita tidak mengelola uang dengan baik. Begitu juga dengan waktu dan energi.
PRIORITAS
Mengelola energi adalah soal pilihan untuk KAPAN menyimpan, menghabiskan, dan mengisinya kembali, dan ini tidak terlepas dari mengatur prioritas kita. Tantangan dalam mengatur prioritas adalah menentukan mana yang penting dan mendesak, karena jika semua penting, maka sebenarnya tidak ada yang penting. Bagaimana kita tahu apakah yang kita kerjakan adalah sesuatu yang penting? Ketika hal-hal yang mendesak semakin berkurang. Makanya jika kita banyak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang mendesak itu biasanya indikator bahwa kita sering melalaikan hal-hal yang sebenarnya penting.
Itu sebabnya kita perlu kemampuan untuk berkata tidak. Sering kali kita mudah tergoda untuk berkata iya pada semua hal/kesempatan, berkata iya pada semua permintaan dan begitu dikerjakan, kita kehabisan tenaga. Karena mengerjakan sesuatu hal tidak cukup hanya perlu waktu dan kompetensi, tapi juga energi.
Makanya Anda perlu memilah-milah mana pekerjaan yang menguras energi Anda (namun perlu untuk dilakukan), atau justru pekerjaan-pekerjaan yang dapat mengisi energi Anda. Di sini penting untuk memaknai pekerjaan-pekerjaan kita sehingga ketika kita mengerjakannya (walaupun melelahkan) namun kita mendapatkan kepuasan yang dengan sendirinya akan mengisi energi kita kembali.
Prioritas juga bukan bicara mengenai apa yang penting atau tidak dari pekerjaan tersebut, namun juga dengan siapa kita bekerja atau bertemu. Bekerja dengan orang-orang yang keliru akan menguras energi Anda dengan cepat, begitu juga sebaliknya, ada orang-orang yang justru menjadi energi positif bagi Anda untuk mencurahkan kretifitas lebih baik lagi.
SCHEDULE
Bicara mengenai prioritas tidak terlepas dari bicara mengenai disiplin, untuk itu kita memerlukan tools dalam membuat prioritas, yaitu jadwal (schedule). Schedule tidak saja membantu Anda mengetahui apa yang harus dikerjakan, namun jika memberitahukan kapan Anda harus beranjak dari satu kegitan ke kegiatan lain.
Kegagalan dalam menyusun dan mengatur schedule yang realistis akan menguras energi Anda. Ketika Anda tidak disiplin ketika waktunya Anda berpindah tempat, atau ketika waktunya Anda beralih ke pekerjaan lain, maka energi Anda akan habis di tempat-tempat yang tidak produktif. Misal jika meeting pertama Anda di di ujung Jakarta barat, dan meeting selanjutnya diujung jakarta timur, dan Anda hanya punya waktu 2 jam di antaranya, bisa saya pastikan salah-satu akan tidak maksimal karena energi Anda akan terkuras untuk berusaha tiba tepat waktu. Mulai dari perjalanan yang ugal-ugalan hingga ketakutan-ketakutan yang terlintas di benak Anda. Itu sebabnya Anda perlu mengatur schedule Anda lebih realistis dari pada sekedar menyelesaikan task hari itu.