Strategi Marketing Di Tengah Krisis

1E6B0DDB-EDC1-407C-B5DD-64A38BF9901D
Pendemi Corona Virus membawa dampak yang besar terhadap dunia saat ini. Awal tahun 2020 kita beranggapan ini hanya terjadi di sebuah kota yang jauh di Tiongkok sana, namun tidak butuh waktu lama pandemi ini menyebar keseluruh dunia.

Tentunya berdampak juga pada kegiatan bisnis. Beberpa bisnis mengalami penutupan, bangkrut, atau terhambat karena adanya pembatasan ruang gerak dan aktifitas publik untuk mencegah penyebaran yang lebih masif dari Corona Virus.

Bagi bisnis yang masih berjalan, Anda perlu strategi yang tepat untuk bertahan, atau bahkan untuk naik di tengah situasi saat ini. Ya, naik. Seperti pengungkit, walaupun di tengah krisis, ada bisnis yang turun, namun juga ada yang naik. Yang naik tidak semata karena produknya tepat, namun juga karena strategi yang dijalankan dapat beradaptasi dengan sangat cepat dalam situasi saat ini. Mungkin di sini saya bisa bagikan beberapa hal yang bisa membantu Anda dalam perencanaan strategi marketing di tengah krisis:

Jangan Panik, Set Prioritas

Bisnis pasti ada naik dan turun, dan saat ini bukan Anda sendirian yang sedang turun, namun hampir semua bisnis sedang turun, bahkan negara pun mengalami penurunan pendapatan sebesar 10%. Jadi tidak perlu panik. Anda hanya perlu untuk mengevaluasi kembali prioritas Anda agar tidak salah mengambil keputusan, sehingga ketika situasi kembali pulih Anda bisa cepat untuk bangkit, atau mungkin Anda dapat bangkit di tengah krisis.

Kenapa strategi marketing?
karena biasanya ini adalah pos pertama yang budget-nya akan dipangkas, padahal ini adalah ujung tombak dari penciptaan revenue. Artinya Anda perlu evaluasi prioritas channel marketing yang Anda gunakan.

New rules, new plan

Dampak yang sangat signifikan dalam situasi saat ini adalah prilaku pasar yang berubah. Strategi yang kita anggap berhasil tahun lalu, tidak mungkin lagi digunakan saat ini.
Ambil contoh untuk cafe, sampai akhir tahun lalu cara meningkatkan daya tarik dengan influencer atau memberikan spot instagramable sangat berhasil, namun saat ini sama sekali tidak dapat digunakan.
Pola komunikasinya pun berubah, yaitu mengedepankan keselamatan dan keamanan dibanding kenikmatan atau kesenangan.

Saya ambil satu contoh pengalaman baru-baru ini. Beberapa waktu lalu saya sempat mampir di dua tempat makan berbeda untuk take away. Tempat pertama sebuah fastfood ala Jepanes food (walaupun sebenarnya brand lokal). Selama pandemi ini mereka sama sekali tidak menerima pelanggan makan di tempat, dan setiap orang yang ingin masuk diwajibkan untuk mencuci tangan dan mengenakan masker sebelum masuk. Masuk ke area toko pun dibatasi jumlah dan jarak agar physical distancing dapat dijaga. Dan semua karyawan hingga managernya melakukan itu dengan ramah, bahkan kepada para driver ojol yang memang mendominasi pesanan pagi itu. Sehingga pengalaman berbelanja di sana terasa aman dan menyenangkan, dan ini membuat saya yakin jika saya ingin memesan via app ojol, maka tempat ini adl pilihan pertama saya.
Tempat kedua, sebuah restoran fastfood dari luar yang menjual burger. Bisa dibilang sedikit premium karena per porsi burgern rata-rata dijual 60ribuan, namun kondisinya sangat berbeda dengan tempat pertama. Begitu masuk yang bertugas tanpa menggunakan masker, apa lagi sarung tangan. Pada area dapur yang terbilang sempit pun tidak ada yang menggunakan masker. Di tempat yang tidak begitu besar tersebut mereka masih menerima pengunjung untuk duduk makan di tempat.

Anda pasti bisa menilai tempat mana yang bisa bertahan di tengah situasi saat ini. Perusahaan yang tidak dapat mengedepankan keamanan dan keselamatan karyawan tentunya bukan perusahaan yang berempati terhadap customer.

Ubah semua strategi marketing anda ke inbound marketing

Buat Anda yang belum menggunakan inbound marketing, sekarang waktunya untuk Anda lakukan.
Why inbound marketing?
Pertama, lebih terukur dan terkendali. Bahkan dengan SEM sekalipun Anda dapat langsung menghitung hingga ke conversion. Dalam situasi seperti ini kita ingin setiap sen budget kita berarti dan menghasilkan sesuatu.
Kedua, jauh lebih ekonomis. Jika Anda melakukan strategi inbound dengan tepat dan disiplin, bahkan Anda dapat menghemat hingga 60% budget marketing dibanding perusahaan yg hanya mengandalkan outbound marketing.
Ketiga, kondisi saat memaksa kita untuk melakukan semuanya dari rumah, termasuk mencari informasi mengenai produk atau toko langganan kita. Misal supermarket, sebagai konsumen tentu berharap informasi lengkap seperti jam buka, opsi belanja secara online, hingga kesiapan dalam menjalankan higenitas dan physical distancing seperti apa. Informasi seperti ini tidak mungkin kita dapatkan dengan terlebih dahulu mengunjungi supermarket tersebut. Jadi keadaan saat ini memang memaksa orang-orang untuk mendapatkan informasi dari rumah mereka, dan satu-satunya cara Anda dpat menjangkau customer Anda di rumah mereka adalah dengan online.

Improve customer experience and Loyalty

Ketika virus Corona merebak, ini waktunya Anda untuk merawat customer Anda. Dalam situasi normal saja mencari pelanggan baru jauh lebih susah dan costly dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan (retension), apa lagi di tengah krisis saat ini. Kecuali jika layanan Anda kesehatan; seperti RS, atau produsen masker atau hand sanitizer, kita sepakat bahwa mencari pelanggan baru ditengah krisis saat ini tantangannya menjadi 3-5 kali lipat.
Maka kita perlu dengan mati-matian mempertahankan pelanggan kita dengan memberikan program2 loyalty. Seperti campaign RM Padang Sederhana, setiap pembelian di tempat mereka melalui ojol, mereka akan memberikam satu nasi bungkus untuk driver. Walaupun ini campaign CSR, namun ditujukan untuk pelanggan Padang Sederhana (karena gak ada newcustomer beli nasi padang agar ojol dapat nasi bungkus, yang ada mereka langsung beli dan berikan ke ojolnya).
Merawat customer Anda tidak harus dengan promo atau penawaran demi penawaran. Anda cukup tetap bisa terhubung dengan mereka walaupun mungkin dengan frekuensi yang lebih longgar. Jika Anda baru lakukan ini setelah krisis berlalu, mereka sudah melupakan Anda.

Mulai sertakan email marketing dalam strategi dan channel marketing Anda

Jika Anda belum punya atau belum pernah menjalankan email marketing, sekarang lah saatnya. Ini sesuatu yang tidak dapat ditawar jika Anda masih tetap ingin menjalankan dan pastinya mendapatkan hasil dari kegiatan marketing Anda di tengah krisis.
Alasannya?
Pertama, email marketing adalah channel digital marketing paling tua (berusia lebih dari 40tahun), dan sampai sekarang telah terbukti channel dengan conversion rate tertinggi dari semua channel digital yang ada (ROI 3800% source DMA). Artinya channel ini terbukti telah melewati berbagai krisis yang pernah ada namun tetap menjadi channel terbaik dalam menciptakan conversion.
Kedua, channel yang paling cepat untuk menyampaikan informasi yang relevan kepada orang yg tepat di waktu yang tepat secara masif. Tidak semua informasi mengenai perusahaan kita perlu diketahui oleh semua orang. Contohnya, terjadi gangguan dalam layanan usaha yang disebabkan oleh krisis ini, maka seharusnya yang perlu segera saya infokan adalah pelanggan saya. Bayangkan jika informasi ini Anda tempatkan di sosial media, di mana yang follow akun Anda mulai dari customer, non customer, calon customer, hingga kompetitor Anda. Calon customer yang mau menggunakan jasa Anda mungkin jadi menunda, kompetitor Anda mungkin akan mengambil keuntungan di sini.
Bagaimana dengan direct call atau SMS?
Sudah langsung terbayang biayanya yang sangat besar.
Sebagai customer, yang saya harapkan adalah menerima info mengenai gangguan tersebut melalui email.
Ketiga, email marketing memungkinkan Anda untuk mendapatkan feedback yang lengkap. Mulai dari berapa recipients yang menerima pesan, membuka pesan, berapa kali pesan tersebut dibuka dan dibagikan, hingga tracking ke link yang disertakan di email.
Alasan terakhir, karena dibandingkan semua channel digital, email adalah channel paling ekonomis, dan tentunya di tengah krisis ini sangat berarti sekali.

Semoga posting ini dapat membantu Anda, dan jika Anda ingin berdiskusi lebih jauh mengenai bisnis Anda atau mungkin berbagi dari pengalaman, silahkan meninggalkan comment di bawah ini.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!