Resilience in Business: Rising Strong Through Adversity

Resilience-in-Business_-Rising-Strong-Through-Adversity
Dalam dunia bisnis yang terus berubah, ketangguhan atau resilience menjadi keterampilan yang sangat penting dan dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang. Boston Consulting Group (BCG) mendefinisikan ketangguhan bisnis pada tahun 2024 sebagai kapasitas untuk menyerap tekanan, memulihkan fungsi kritis, dan berkembang dalam keadaan yang telah berubah.

Business resilience is the capacity to absorb stress, recover
critical functionality, and thrive in altered circumstances (2024 BCG – Boston Consulting Group).

Konsep ini sangat relevan saat menghadapi krisis, baik itu karena resesi ekonomi, perubahan dinamika pasar, atau peristiwa global yang tak terduga seperti saat ini. Para business owner dan manager perlu memiliki keterampilan ini untuk mengatasi tantangan yang ada, menjaga kesehatan dan kesuksesan jangka panjang organisasi mereka.

Proverbs 24:16 berbicara langsung tentang ketangguhan: "A righteous person will fall seven times, and then get up again, but the guilty will collapse in calamity."
Ayat ini mencerminkan inti dari ketangguhan—bukan menghindari kegagalan, tetapi tekad untuk bangkit setiap jatuh. Sebagai pemimpin bisnis yang berlandaskan iman, kita dapat menarik hikmat dari Amsal ini untuk membimbing kita dalam menumbuhkan ketangguhan di dalam tim dan organisasi kita.

1. Resilience Bukan Pada (Business) Owner, Namun Pada Organisasi

Sebuah bisnis yang tangguh bukanlah hasil dari ketangguhan individu semata. Pemilik bisnis dan manajer mungkin memiliki semangat yang kuat, tetapi ketangguhan harus menjadi sifat organisasi itu sendiri. Membangun bisnis yang tangguh berarti menciptakan budaya dan sistem yang memungkinkan tim, struktur, dan proses dalam organisasi untuk tetap stabil dan produktif, bahkan di tengah badai.

Untuk mencapai ini, penting membentuk struktur yang memungkinkan semua anggota perusahaan merasa terlibat dalam ketangguhan bersama. Ini berarti, setiap karyawan memiliki peran dalam mendukung dan membangun ketangguhan bisnis—tidak hanya bergantung pada satu orang.

2. Six Dimensions That Influence Resilience Response

McKinsey menyebutkan setidaknya ada 6 dimensi yang perlu dimiliki sebuah perusahaan atau organisasi agar dapat memiliki ketangguhan.

Screenshot-2024-11-08-at-10.35.52

Tentu ini akan berbeda-beda dalam setiap organisasi berdasarkan industrinya juga pada stage mana organisasi tersebut berada. Kalau berdasarkan survey yang dilakukan terbatas pada IFGF Marketplace, berikut adalah hasilnya:
Screenshot-2024-11-08-at-10.44.24

Menurut Anda apakah poin ini sudah sesuai dengan bisnis dan industri Anda, atau ada hal lain juga yang penting dibutuhkan untuk sesilience? Silahkan share di kolom comment.

3. Ada Resilience Dibalik Kisah Sukses Yang Didengar

Dalam Alkitab penuh dengan kisah-kisah tentang ketangguhan, seperti kisah Daud yang menghadapi berbagai raksasa. Yang populer sampai ada bukunya adalah ketika Daud menghadapi Goliat, namun Daud pun diuji ketangguhannya ketika menghadapi Ishbi-Benob dan tidak semudah melawan Goliat, ada pertempuran yang panjang dan melelahkan yang membutuhkan ketangguhan. Atau, kisah Yosua saat menaklukkan Yerikho, itu yang terkenal, namun ada sisi kelam ketika kalah dengan siasat dan kecerdasan ketika berperang di kota Ai. Begitu juga dengan nabi terhebat Elia yang begitu gagah berani menghadapi 450 nabi Baal namun gentar ketika berhadapan dengan ancaman Jezebel.
Screenshot-2024-11-08-at-13.59.54

Setiap kemenangan membutuhkan ketangguhan, bukan hanya sekali, tapi berulang kali, di sepanjang perjalanan. Hal ini mengajarkan bahwa ketangguhan tidak hanya muncul saat sekali mengatasi tantangan, tapi dalam proses yang berkelanjutan untuk terus bangkit dan beradaptasi.

4. Peran Stabilitas Pasar dan Stabilitas Finansial dalam Resilience

Dalam kerangka ketangguhan, ada empat kuadran yang menggambarkan posisi bisnis dalam kaitannya dengan stabilitas pasar dan finansial:

Screenshot-2024-11-08-at-14.01.58
At Risk: Bisnis dalam kondisi ini cenderung rentan terhadap guncangan.
Unprepared: Meskipun memiliki sumber daya, namun kurang siap untuk menghadapi krisis.
Prepared: Organisasi telah memiliki perencanaan untuk menghadapi ketidakpastian.
Fortress: Bisnis berada dalam posisi tangguh, dengan cadangan finansial yang kuat dan kesiapan tinggi menghadapi situasi apa pun.

Bisnis yang ingin mencapai ketangguhan ideal harus menargetkan untuk masuk dalam kategori fortress di mana mereka tidak hanya siap tetapi juga mampu menghadapi krisis dengan sumber daya yang cukup dan struktur yang stabil.

5. Kemampuan Utama dalam Membangun Ketangguhan

Ada beberapa kemampuan kunci yang harus dibangun untuk menciptakan ketangguhan dalam bisnis:

  • Kemampuan Analisis Risiko: Kemampuan untuk mengidentifikasi risiko potensial dan memahami dampaknya pada bisnis.
  • Kemampuan Pemulihan: Memiliki rencana pemulihan yang memungkinkan bisnis pulih dengan cepat dari gangguan.
  • Kemampuan Inovasi: Menjadi fleksibel dan cepat dalam menyesuaikan produk, layanan, atau proses dengan kondisi yang berubah.
  • Keterampilan Kolaborasi: Membangun hubungan yang kuat dan tepercaya dengan mitra bisnis, vendor, dan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Anda, dari ke empat poin tersebut mana yang menjadi prioritas utama dalam bisnis Anda? Silahkan berikan jawaban pada kolom comment.

Setiap bisnis dan leader punya prioritasnya masing-masing, namun dengan mengasah kemampuan ini, bisnis dapat membentuk pondasi ketangguhan yang kuat.

Kesimpulan

Ketangguhan bisnis bukan hanya soal bertahan, tapi juga tentang bagaimana bangkit dan berkembang dalam situasi yang sulit. Seperti kata Amsal 24:16, jatuh tujuh kali bukan berarti akhir, tapi setiap kali jatuh adalah kesempatan untuk bangkit dengan kekuatan baru. Dengan membangun ketangguhan dalam seluruh aspek organisasi dan menanamkan budaya ketangguhan pada seluruh tim, kita dapat menghadapi tantangan apa pun dengan lebih siap dan lebih tangguh.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!