In a Crisis, Responding Isn’t Enough—Reacting Is Even Worse

Screenshot-2025-08-04-at-13.14.24
Kita diajarkan untuk tidak react namun respond. React adalah reaksi impulsif terhadap sebuah aksi, biasanya digerakan oleh dorongan emosi, tanpa pemikiran dan pertimbangan yang baik. Sedangkan respond adalah reaksi yang dipikirkan dengan kepala dingin dan terukur.

Namun kenyataannya sebagai pemimpin banyak keputusan-keputusan yang harus diambil dalam waktu singkat. Apa lagi ketika krisis terjadi, Anda mungkin tidak sempat lagi untuk berpikir panjang. Sebenarnya disinilah ujian para leader, yaitu dapat bereaksi dengan cepat namun tepat. Dan kalau kita baru merespon ketika krisis terjadi bisa dipastikan kita akan terkapar dihajar krisis.

Sebenarnya manusia punya mekanisme dalam mengambil keputusan dan tindakan dengan cepat, bahkan tanpa berpikir, yang umum disebut dengan refleks. Misal seorang pilot atau pembalap F1 akan melatih refleks mereka, sehingga ketika situasi emergency terjadi mereka bisa bertindak dengan cepat dan tepat tanpa perlu berpikir panjang.

Hampir dalam setiap aktifitas kita memiliki refleks yang perlu dilatih untuk keadaan darurat agar kita terhindar dari kecelakaan yang lebih fatal. Misal dalam bersepeda, seorang pesepeda perlu melatih cara membuka cleat mereka berulang-ulang hingga mereka terbiasa dan dapat bereaksi dengan cepat tanpa perlu berpikir (karena kalau masih sempat dipikir berarti terlambat dan jatuh).

Secara ilmiah pengetahuan ini dikenal dengan Tacit Knowledge. Apa itu Tacit Knowledge?

Adalah pengetahuan (personal) dan sulit dijelaskan secara verbal atau dituliskan, karena biasanya bersumber dari pengalaman langsung, intuisi, dan keterampilan praktis yang dimiliki seseorang.

Tacit knowledge atau pengetahuan "diam" adalah hal yang kita tahu tapi sulit untuk dijelaskan. Misalnya:
Seorang chef yang tahu kapan steak "pas matang" hanya dari aroma dan tekstur.
Seorang sales yang bisa “merasakan” kapan saat tepat untuk closing penjualan.
Seorang pemimpin yang tahu cara membaca situasi tim dan memberi motivasi, tanpa teori kepemimpinan apa pun.

Tacit knowledge sering kali hanya bisa dipelajari melalui interaksi langsung, observasi, dan pengalaman berulang, bukan melalui buku atau kuliah.

Selain Tacit Knowledge, ada juga Implicit Memory.
Apa lagi itu Implicit Memory?

Implicit Memory adalah jenis memori jangka panjang yang tersimpan dan digunakan tanpa kita sadari. Artinya, kita tidak perlu berpikir secara sadar untuk mengaksesnya—kita hanya melakukan sesuatu karena tubuh atau otak kita sudah tahu caranya.
Misalnya Anda bisa mengikat tali sepatu, meskipun sulit menjelaskan tahap-tahapnya. Anda dapat mengenali posisi huruf-huruf pada keyboard tanpa Anda menghafalkan atau bahkan melihat letaknya. Semua itu dilakukan secara otomatis karena telah dipelajari lewat pengalaman berulang (repetisi).

Setidaknya ada 3 jenis atau tipe Implicit Memory:

  1. Procedural Memory (Memori Prosedural)
    Untuk keterampilan motorik dan kebiasaan otomatis. Contoh: mengetik, menyetir, main gitar, menggunting.
  2. Priming
    Ketika paparan awal terhadap suatu informasi memengaruhi cara kamu merespons informasi berikutnya.
    Contoh: Melihat kata “kopi” lalu lebih cepat mengenali kata “café”.
  3. Conditioning
    Respons otomatis terhadap stimulus karena pengalaman sebelumnya. Di sini termasuk inner child kita.

Lalu apa hubungan antara Tacit Knowledge dan Implicit Memory? Apakah ini 2 hal yang sama atau berbeda?

Meskipun berasal dari bidang yang berbeda, tacit knowledge dan implicit memory saling beririsan, terutama dalam konteks pengalaman dan keterampilan praktis yang otomatis. Hubungan ke dua ini bisa digambarkan sebagai berikut:

Implicit memory adalah komponen biologis / kognitif, sedangkan Tacit knowledge adalah bentuk pengetahuan yang lebih luas dan kompleks, yang bisa melibatkan implicit memory di dalamnya.

Contoh:
Saat seorang teknisi senior bisa “merasakan” kalau ada yang salah dengan mesin hanya dari bunyinya — itu adalah tacit knowledge. Tapi kemampuan dia langsung menggerakkan tangan ke bagian mesin yang tepat, tanpa sadar, adalah implicit memory (procedural).

Analogi Sederhana:
Bayangkan tacit knowledge sebagai “isi gudang pengetahuan pribadi”, dan implicit memory adalah “mekanisme otomatis di otak” yang menjalankan sebagian dari isi gudang itu tanpa kita sadari.

Aplikasi dalam kehidupan Kita
Bayangkan ini, jika Anda sebagai business owner, leader, atau bahkan kepala keluarga,lalu krisis terjadi, refleks apa yang Anda punya?

Takut, mencari kekuatan manusia, melihat isi rekening?
Atau Anda punya keberanian, pengharapan, dan karenanya Anda memiliki ketenangan?

Itu semua adalah hasil dari pengalaman Anda, apa yang Anda latih setiap hari, baca, dengarkan, dan pikirkan setiap hari.

Apakah keduanya bisa dilatih?
Yes! Keduanya bisa dilatih. Cara Melatih Implicit Memory dengan latihan berulang (repetisi), belajar dengan praktik, pembiasaan motorik atau pola pikir tertentu.
Sedangkan pada Tacit Knowledge cara melatihnya dengan observasi, mentoring, pengalaman langsung, refleksi, diskusi dengan expertis.

Dalam Konteks: Mengambil Keputusan Cepat tapi Tepat
Kemampuan membuat keputusan cepat dan efektif sering kali melibatkan:
Tacit knowledge → intuisi berdasarkan pengalaman, pola tersembunyi yang sudah dikenali otak kita
Implicit memory → respon otomatis yang terbentuk dari latihan, misalnya menghindari risiko, memilih kata, atau membaca situasi sosial

Bagaimana Melatihnya?

  1. Belajar dari Pengalaman (Experiential Learning)
    Hadapi berbagai situasi nyata sesering mungkin.
    Evaluasi: setelah ambil keputusan, refleksi apa yang berhasil/tidak.
  2. Deliberate Practice (Latihan Sadar dan Terfokus)
    Latihan dengan umpan balik langsung.
    Fokus pada area keputusan spesifik (misalnya negosiasi harga, manajemen krisis).
  3. Mentoring & Shadowing
    Ikuti orang yang sudah ahli, serap pola pikir dan pendekatan mereka saat ambil keputusan.
  4. Simulasi & Roleplay
    Latihan dalam situasi buatan (misalnya roleplay dalam pelatihan sales atau leadership). Ulangi sampai respons menjadi natural dan intuitif.
  5. Refleksi Terstruktur
    Tulis jurnal atau log keputusan: situasi, pilihan, alasan, hasil. Ini membantu tacit knowledge berkembang secara sadar.
  6. Pattern Recognition Training
    Biasakan melihat pola dalam data, perilaku, dan hasil. Ini membangun intuisi berbasis pengalaman.

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah melatih diri dan tim Anda secara sadar Tacit Knowledge dan Implicit Memory ini?
Apakah Anda sudah memiliki framework pembentukan intuisi dan decision-making cepat untuk tim—misalnya untuk sales, manajemen, atau leadership? Saya bisa bantu buatkan.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!