Seni Berkomunikasi = Seni Mendengarkan

Screen-Shot-2017-09-19-at-1.48.54-AM
Ada sebuah kesesatan dalam berpikir, bahwa jika Anda ingin dianggap pintar maka mulailah untuk berbicara. Padahal berbicara tidak menambah kepintaran Anda, karena saat berbicara, Anda hanya menyampaikan informasi – menambah pengetahuan orang lain, tapi tidak menambah informasi apa-apa ke dalam pengetahuan Anda.

Salah-satu cara agar pengetahuan kita bertambah adalah dengan mendengarkan.
Maka seni berkomunikasi bukan mengenai seberapa baik Anda berbicara, namun seberapa baik Anda mendengarkan.

Semakin banyak Anda mendengarkan, semakin banyak informasi yang Anda miliki, sehingga tindakan dan keputusan yg diambil akan semakin tajam, karena didasari oleh pengetahuan yang Anda diterima. Orang bijak berpikir dan bertindak berdasarkan pertimbangan logis dari rangkaian informasi yang dimilikinya. Itu sebabnya para pemimpin perusahaan besar adalah orang yg ahli dalam mendengarkan.

Hal yang sama pun berlaku di bisnis dan marketing. Ada yang namanya marketing communication, dan seperti yang saya singgung di atas mengenai komunikasi, maka seharusnya marketing adalah mengenai memberi perhatian lebih pada mendengarkan dibanding berbicara. Mungkin Anda pemilik brand atau produk jasa, dan memang ‘berbicara’ mengenai produk adalah hal yang penting, karena jika tidak, bagaimana pasar mengetahui produk atau jasa Anda. Tapi jauh lebih penting untuk punya waktu dan perhatian dalam mendengarkan suara konsumen mengenai produk, jasa, atau industri Anda.

Informasi adalah kunci untuk berhasil. Ingin produk Anda laku? Dengarkan suara konsumen. Ingin jasa Anda dicari? Dengarkan suara calon konsumen. Siapa yang lebih banyak mendengarkan akan memiliki informasi lebih banyak untuk memenangkan persaingan.

Lalu bagaimana cara mendengarkan untuk memenangkan persaingan?

  1. Mendengar di tempat orang ramai berbicara. Saat ini sosial media adalah media dengan tingkat percakapan yang tinggi, jadi pasang ‘telinga’ di sosial media. Saat Anda mengabaikan sosial media, Anda sedang mengabaikan konsumen.

  2. Pastikan alat dengar Anda bersih. Saat alat dengar Anda kotor, Anda tidak yakin dengan informasi yang didengar, Anda akan ragu dalam mengambil tindakan, dan keraguan akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Di sini pentingnya Anda memiliki alat dengar yang akurat.

  3. Miliki pikiran yg terbuka. Saat Anda mulai mendengarkan, maka mulailah dengan kerendahan hati untuk menerima informasi dan bersikap proaktif terhadap informasi yang didapat. Kecepatan proaktif dalam bertindak akan menentukan keberhasilan komunikasi Anda. Ini yang disebut dengan momentum. Makanya diperlukan alat dengar yang cepat dan tepat dalam menarik data dan menyajikan data.

  4. Dengarkan pembicaraan kita. Sering kali saat Anda berbicara, Anda tidak benar-benar sadar apa yang dikatakan, karena biasanya Anda lebih cepat berkata-kata dibanding berpikir. Itu sebabnya saya membiasakan merekam presentasi atau workshop saya untuk didengarkan ulang. Kadang saya dapatkan penjelasan saya tidak runut, atau jawaban saya tidak berhubungan dengan pertanyaan, atau saya menemukan kalimat-kalimat yang tidak efektif dalam rekaman saya. Sama halnya dalam mempromosikan produk dan jasa. Anda perlu mendengarkan promosi-promosi Anda sendiri. Tujuannya untuk menjadi bahan evaluasi dalam berkomunikasi yang lebih baik.

Pada akhirnya baik untuk memiliki produk yang dibicarakan oleh banyak orang, namun jauh lebih bermakna saat memiliki produk yang menjawab kebutuhan orang banyak.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!