Culture from 4Cs

Screen-Shot-2018-02-22-at-3.04.32-AM

Beberapa waktu lalu calon istri saya (yang tidak lama lagi akan menjadi istri saya) mengeluhkan bahwa kantornya kesulitan mencari karyawan baru sebagai posisi admin, padahal sudah sejak 4 bulan lalu lowongan dibuka namun belum juga ada yang melamar.

Dengan cepat saya katakan kalau HRDnya (human resource department) pasti sama sekali tidak bekerja. Jangan salah-paham dulu, karena tugas mencari karyawan baru itu bukan tugas HRD semata, namun tugas semua orang di dalam perusahaan tersebut, karena rekrutmen jaman now adalah bagian dari marketing. Peran utama HRD justru menciptakan culture yang dinamis di lingkungan kerja, yaitu dengan cara memelihara kondisi kerja yang kondusif, mengelola hubungan antar karyawan, hingga pengembangan potensi karyawan -- dan di sini lah HRDnya tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Bayangkan jika HRD di perusahaan tersebut menjalankan fungsinya, maka yang selalu keluar dari mulut karyawannya adalah rasa puas bekerja di tempat tersebut, dan secara tidak langsung akan menjadi magnet di network para karyawan untuk melamar kerja di tempat tersebut. Apa lagi yang dicari hanyalah posisi admin, yang tidak memerlukan kualifikasi skill set yang tinggi.

Buktinya: pernakah Anda melihat Google membuka lowongan kerja di JobsDB atau Facebook memasang iklan lowongan di broker loker?

You attract what you are, not what you want. If you want great, then be great.

Culture yang kita bangun erat kaitannya dengan bagaimana kita memperlakukan orang, bukan bagaimana kita merekrut orang. Orang yang baik akan datang ke tempat yang baik juga. Anda bisa menggunakan 4Cs sebagai pedoman dalam merekrut dan juga sebagai pedoman untuk mengukur culture perusahaan Anda (apakah Anda sudah menarik minat orang-orang yang tepat atau belum). Oh iya, buat yang jomblo, 4Cs ini pun dapat digunakan dalam mencari pasangan loh ;D

COMPETENCY
Ini berbicara mengenai hard skill. Tentunya ada standar-standar yang diperlukan sebagai batas bawa seseorang untuk bergabung disebuah tempat. Jika kita ingin mendapatkan orang-orang dengan skill yang hebat, tentunya kita sendiri perlu belajar sedemikian rupa sehingga kita memiliki skill yang baik juga dalam bekerja.

CHARACTER
Skill memang penting, namun karakter seseorang yang menentukan ke mana dirinya akan berjalan, apakah berhasil atau gagal. Karakter ini juga yang mungkin bisa memperkuat atau malah merusak culuture positif yang sudah ada di perusahaan kita. Selain itu ini juga termasuk personality. Kepribadian orang tersebut sudah tepat belum dengan posisi yang kita inginkan. Misal jika kita sedang membuka lowongan untuk admin, tentu kita memerlukan orang-orang dengan kepribadian yang perfeksionis, atau untuk sales kita mencari orang yang keras kepala.

CONNECTION
Dalam hal ini adalah network. Kita perlu sadari bahwa ketika kita menerima seseorang bekerja di tempat kita berarti kita pun terhubung dengan network sosial yang ia miliki. We are all a reflection of who we spend time with.

CHEMISTRY
Nah sering kali ini yang biasanya ditempatkan diawal (apa lagi ketika kita sedang mencari pasangan), padahal dibandingkan dengan ketiga C yang lain, chemistry ini terbilang yang lebih mudah dibentuk. Anda hanya perlu meluangkan waktu bersama-sama dan memiliki komitmen yang sama, maka Anda pasti akan memiliki chemistry dengan orang tersebut. Memang idealnya kita bisa ketemua dengan orang yang langsung ‘klik’ dengan kita di awal, namun harganya terlalu mahal jika kita sampai mengabaikan ketiga pedoman yang lain hanya karena punya chemistry dengan seseorang.

Nah sekarang tahu kan, kenapa kalau cari pasangan, yang dilihat jangan chemistry-nya dulu ;D

Jangan lupa untuk share artikel ini ke sosial media Anda atau Anda bisa subscribe di bawah ini untuk mendapatkan artikel-artikel saya langsung di email Anda.

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!