Sebagai pemilik bisnis, kita pasti sering merasa frustasi dan pusing, khususnya di awal merintis. Hal ini disebabkan karena dalam membangun bisnis diperlukan 3 role dalam waktu bersamaan: Entrepreneur, Manager, dan Artist. Masing-masing role ini saling tarik-menarik, bayangkan ketiga peran yang sering berlawanan ini dijalankan oleh satu orang, tentu terjadi conflict of interest yang tinggi. Let’s break it down supaya lebih relatable.
Role 1: Entrepreneur – The Visionary
Ini adalah peran di mana kamu memikirkan “big picture”. Sebagai Entrepreneur, kamu fokus menciptakan peluang, mencari pasar baru, dan membuat strategi penjualan yang menguntungkan. Kamu adalah otak di balik pertumbuhan bisnis, selalu bertanya, “Bagaimana caranya bisnis ini bisa berkembang?”
Tantangan terbesar: terlalu banyak ide tapi waktu terbatas. Kamu mungkin sudah punya 10 strategi marketing cemerlang, tapi hanya sempat mengerjakan satu.
Role 2: Manager – The Operator
Di sisi lain, ada peran Manager yang harus memastikan bisnis berjalan lancar setiap hari. Mulai dari mengatur tim, memastikan SOP dipatuhi, hingga memastikan cash flow tetap sehat. Peran ini membutuhkan struktur dan kedisiplinan yang tinggi.
Tantangan terbesar: terlalu fokus pada operasional sehingga lupa memikirkan inovasi. Kalau terlalu banyak “fire-fighting” alias memadamkan masalah kecil sehari-hari, kamu bisa kehilangan arah jangka panjang.
Role 3: Artist – The Product Guy
Peran ini adalah tempat di mana passion-mu hidup. Kamu memikirkan desain produk, inovasi layanan, dan bagaimana menciptakan sesuatu yang benar-benar valuable untuk pelangganmu. Sebagai Artist, kamu adalah kreator yang memastikan produkmu punya daya jual tinggi dan kompetitif.
Tantangan terbesar: terlalu perfeksionis. Kadang, kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyempurnakan produk, hingga aspek lain dari bisnismu terbengkalai.
Kuncinya adalah bagaimana membagi peran ini secara harmonis tanpa bisnis dan kesehatan mental.
1. Prioritaskan Berdasarkan Fase Bisnis
Setiap bisnis punya fase yang berbeda. Jika bisnismu baru berjalan, mungkin peran Entrepreneur lebih dominan karena kamu butuh fokus pada penjualan dan membangun jaringan. Tapi, saat bisnis mulai stabil, peran Manager dan Artist bisa lebih diberi perhatian. Intinya, fleksibilitas adalah kuncinya.
2. Delegasikan Tugas yang Bisa Dilakukan Orang Lain
Kalau bisnismu sudah punya tim, jangan ragu untuk mendelegasikan tugas. Misalnya, biarkan tim mengurus operasional harian sehingga kamu bisa fokus pada inovasi produk atau strategi jangka panjang.
Tips delegasi: Pastikan kamu menilai dengan baik timmu sebelum kamu mendelegasikan tugas, bahkan wewenang untuk mengambil keputusan kecil tanpa harus selalu melibatkanmu. Bisa cek artikel saya di_sini.
3. Gunakan Tools untuk Produktivitas
Jangan takut memanfaatkan teknologi untuk membantumu mengelola waktu. Tools seperti Trello, Notion, atau Slack bisa mempermudah pengorganisasian tugas dan komunikasi tim. Sedangkan untuk analisis bisnis, gunakan platform seperti Google Analytics atau software accounting yang otomatis.
4. Tetapkan Batasan Waktu
Jadwalkan waktu khusus untuk setiap peran. Misalnya, pagi untuk brainstorming ide bisnis (Entrepreneur), siang untuk meeting dengan tim (Manager), dan sore untuk eksplorasi produk baru (Artist). Dengan pembagian waktu yang jelas, kamu bisa lebih fokus dan produktif.
5. Jangan Lupa Self-Care
Kewalahan itu tanda kamu perlu istirahat. Sebagai pemilik bisnis, kamu adalah aset terpenting. Jadi, jangan abaikan kesehatan fisik dan mentalmu. Sisihkan waktu untuk rehat, olahraga, atau sekadar quality time bersama keluarga dan teman.
Kesimpulan
Mengelola tiga peran sekaligus memang bukan hal mudah, tapi juga bukan tidak mungkin. Kuncinya adalah memahami prioritas, mendelegasikan tugas, dan menjaga keseimbangan hidup. Ingat, bisnismu adalah refleksi dari dirimu. Kalau kamu terlalu stres, besar kemungkinan bisnis juga akan ikut terpengaruh.
Jadi, bagaimana caramu menyeimbangkan ketiga peran ini? Share pengalamanmu di kolom komentar!