Kecerdasan Dasar Manusia

_3244060b-1fad-4239-b5cb-e0a408cb62e4
Ada berbagai macam tipe dan jenis kecerdasan. Mulai dari kecerdasan verbal, kecerdasan akademik, kecerdasan mental. Namun kali ini saya akan membahas mengenai kecerdasan dasar yang kita, sebagai manusia, miliki.

Secara umum ada tiga tipe kecerdasan manusia, yaitu:

  1. kemampuan manusia dalam mengumpulkan informasi, atau biasa disebut input.
  2. kemampuan manusia dalam memproses informasi yang dimilikinya, atau disebut analysis.
  3. Kemampuan manusia dalam mendemonstrasikan informasi yg dia miliki, termasuk juga mengajarkan informasi tersebut kepada orang lain. Ini bisa disebut taktis dan atau strategic.

1. Input

Kita mulai dari tiper pertama, kemampuan manusia dalam mengumpulkan -- khususnya untuk hal-hal yang bernilai, dan yang paling bernilai adalah informasi. Tipe manusia yang didominan dengan kecerdasan ini manifestasinya dapat dilihat dari kegemaran mereka mengkoleksi barang. Sebenarnya mengoleksi barang itu bisa dibilang mengumpulkan informasi yg terdapat pada barang tersebut, itu yg membuat barang tersebut menjadi bernilai. Misal sebuah lukisan karya seorang maestro. Informasi bahwa lukisan tsb karya seorang maestro aja sudah menjadikannya bernilai, apa lagi misal itu adalah lukisan pertamanya atau lukisan terakhirnya.

Dari jaman manusia primitif pun kita sudah memiliki perbedaan dengan mahluk lain dalam hal ini. Ketika hewan lain berburu untuk makan hari itu, manusia sudah tahu perlunya untuk menyimpan dan mengumpujlkan makanan, sehingga manusia dapat mempertahankan eksistensi mereka secara berkelanjutan. Ketika manusia akhirnya sadar bukan hanya sekedar ketersediaan makanan saja yg perlu mereka perhatikan untuk dapat mempertahankan eksistensi mereka, namun juga ada cuaca, informasi mengenai prilaku hewan buruan mereka, informasi mengenai area berburu mereka, alat berburu mereka, dsb. Kemampuan manusia dalam mengumnpulkan informasi ini yang membuat manusia dapat mempertahankan eksistensi mereka sampai sekarang.

Lebih lanjut lagi pada tipe kecerdasan input ini pun ada tahapan. Tahap awal informasi dikumpulkan berdasarkan apa yang kita lihat, dengar, atau rasakan. Semua informasi dikumpulkan, dari berbagai sumber tanpa dipilah. Beranjak dari tahap ini kita sadar bahwa tidak semua informasi itu benar, maka tahap kedua dari input adalah menyeleksi atau mengkurasi. Persis seperti kolektor. Kolektor tahap awal mereka akan mengumpulkan semua barang. Misal kolektor jam, mereka akan mengumpulkan berbagai jam tangan. Semakin mereka expert mereka akan berikan batasan terhadap barang yg mereka kumpulkan, misal jam tangan khusus dari merek tertentu atau yg digunakan oleh orang2 terbantu atau berasal dari periode masa tertentu, atau dengan spesifik mesin tertentu. Semakin spesifik, semakin kompleks, semakin sulit untuk dikumpulkan, maka semakin bernilai koleksi tersebut.

Demikian juga dengan informasi. Tantangan dalam mengumpulkan informasi di jaman sekarang yang berbagai informasi tersebar di jagad internet, seharusnya kecerdasan kita sebagai manusia dalam mengumpulkan informasi ada pada tahap ini, memilah-milah informasi yg kita kumpulkan, tidak seperti manusia primitif yg mengambil semua informasi dan menganggap semua informasi adalah benar. Fatalnya lagi jika kita hanya menerima informasi yg sesuai dengan keinginan kita.

Tahap terakhir dari tipe kecerdasan ini adalah memferivikasi informasi tersebut; proses untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Beberapa diantaranya dengan melakukan pemeriksaan silang informasi. Ini sebenarnya transisi untuk ke tipe kecerdasan selanjutnya.

2. Analytic

Adalah kemampuan manusia untuk memproses informasi-informasi yg ada, menghubungkan setiap informasi yg dimiliki (connecting the dot) sehingga menjadi sebuah kesimpulan atau informasi baru. Tantangan di sini adalah memastikan akurasi dan validasi informasi yang dikumpulkan tepat. Karena jika kita memproses data yang salah maka hasilnya pun akan salah. Tantangan berikutnya adalah menyortir informasi yang ada. Kita harus paham bahwa informasi adalah data, namun sayangnya tidak semua data adalah informasi. Ketika kita tidak mampu memilah-milah data yang akan kita proses, maka kita akan tenggelam di dalam data, atau istilahnya analysis-paralisis. Dan tantangan terakhir adalah pendekatan nalar yang tepat dalam memproses informasi tersebut. Jika pendekatan atau logika berpikir kita tidak tepat maka walaupun datanya benar hasilnya akan salah.

Pada tahapan ini kita dituntut mampu menghubungkan berbagai 'dot' dan menggunakan berbagai parmeter yang relevan agar dapat menghasilkan analisa yang tajam. Namun terlalu banyak dan lama memproses data ini akan memakan waktu yang panjang sehingga ujung-ujungnya tidak ada action yang dilakukan. Maka kita perlu jugling antara analisa dan eksekusi untuk bisa mendapatkan result dan kemajuan.

Tantangan terbesar pada kecerdasan ini adalah penggunaan logika dan nalar sehingga terhindar dari kesesatan berpikir (logical fallacy), yaitu pola penalaran yang salah, atau kekeliruan dalam pemikiran logis.

3. Strategic

Pada tahap ini kecerdasan manusia untuk bisa memperaktekan dan mendomenstrasikan insight atau pengetahuan yang sudah ia miliki. Menjadikan ide dan gagasan menjadi sebuah task yang bisa dikerjakan, baik olehnya maupun oleh orang lain. Yes, strategic thinking tidak hanya dibutuhkan oleh seorang manager, namun juga sebagai individu. Strategi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, cara tercepat dan efektif untuk menyelesaikan pekerjaan, metode terbaik untuk menghasilkan sebuah karya pun membutuhkan kecerdasan ini. Seorang yang bisa bekerja dalam sebuah tim atau memiliki kemampuan leadership akan menjadikan dia manager yang baik dengan kecerdasan ini, seorang yang indivudial dan solitude akan menjadikan dirinya spesialis yang baik dengan kecerdasan ini. Bahkan seorang pengajar akan menjadikan ia guru yang baik dengan kecerdasan ini.

Pada tahap ini dituntut bagaimana semua informasi yang sudah dimiliki dan diproses bisa menjadi sebuah action yang baik.

Pertanyaannya, tipe manakah yang paling penting untuk kita miliki? Ataukah semuanya harus kita miliki?

Awal tahun lalu saya mengambil SEAL-A test, yaitu sebuah test psikologi untuk mengertahui minat dan bakat seseorang. Salah-satu yang diukur dalam test ini adalah kecerdasan dasar ini. Bahwa sebenarnya setidaknya seoseorang punya salah-satu dari tiga tipe kecerdasan ini, syukur-syukur kalau punya dua atau bahkan ketiganya.

Gw sendiri dominan dengan no2 dan no3, Analytic dan Strategic. Input gw kurang, tapi bersyukur karena istri gw punya kecerdasan input yang cukup dominan. Makanya biasanya 'kerja sama' kita terjadi ketika planing liburan. Dia akan mencari berbagai informasi dari tiket pesawat, penginapan, hingga berbagai tempat untuk dikunjungi. Begitu datanya sudah lengkap, ia akan menydorkan ke gw, dan disinilah gw mulai meramu itinerary; mulai dari jam keberangkatan, rute, hingga tempat untuk menginap lengkap dengan berbagai pertimbangan panjang dibelakangnya.

Sebagai leader, setidaknya kamu perlu punya salah-satu dari ketiganya. Dan untuk yang gak punya, please sadari itu sebagai kelemahan, jangan berusaha untuk ditutupi dengan denial. Namun kelilingin diri dengan tim yang memang memiliki bakat-bakat kecerdasan yang dibutuhkan. Yang paling gawat kalau leader tidak punya ketiganya namun act like they have good input, analitical and strategic thinking 🤦🏾‍♂️

Joh Juda

Read more posts by this author.

Subscribe to

Get the latest posts delivered right to your inbox.

or subscribe via RSS with Feedly!