Sering kali kita terjebak dengan terlalu banyak analogi dan metafora sehingga kita justru kehilangan maknanya atau jadi buzzword -- sekedar keren di kuping.
Saya ambil contoh, misal soal ketidaknyamanan. Premisnya: Kalau kita merasa tidak nyaman itu bagus, karena setiap perubahan pasti membuat kita tidak nyaman. Dan ini biasanya dalam konteks pekerjaan atau productivity/self-improvement. Sering kali ini dikaitkan dengan keluar dari zona nyaman (saya pernah menulis juga terkait kesalah-pahaman orang terhadap Zona Nyaman di_sini). Intinya kita dituntut untuk beradaptasi.
Padahal kalau soal ketidaknyamanan, fatigue pun gak nyaman, dan itu bisa berujung pada fracture. Ironisnya sama-sama atas nama perubahan.
Jadi kita perlu kenali terlebih dahulu perubahan mana yang membawa progress dan mana yg membawa fraction. Karena keduanya sama-sama menyebabkan tidak nyaman.
Ketidaknyamanan yang membawa progress tentunya yang menghasilkan hal positif, yang kita sendiri sebagai individu ter-challenge, dan bukan yang justru mengkerdilkan kita.
Ketidaknyamanan yang membawa progress juga tidak berlarut-larut, karena pada dasarnya tubuh kita cepat beradaptasi dengan perubahan yang baik. Pertumbuhan tubuh kita menjadi cepat jika mendapatkan perubahan yang baik. Kalau ketidaknyamanan tersebut berlangsung berlarut-larut, bisa jadi perubahan itu sedang membawa 'cedera' bagi Anda.
Saya ambil analoi seperti bersepeda. Awalnya bagi yang baru mencoba bersepeda tentu tidak nyaman. Mulai dari saddle-nya yang terlihat keras (gak ada empuk-empuknya), punggung yang sakit, paha yang sakit, dsb. Namun kalau kita bike fitting maka ketidaknyamanan kita akan cepat terlewati berganti rasa nyaman dan yang paling penting, kita dapat berspeda dengan tenaga yang efisien dan efektif. Sebaliknya, jika ketidaknyamanan kita berlarut-larut kemungkinan posisi duduk kita yang kurang tepat, ukuran sepeda tidak sesuai, atau bike fitting yang keliru.
Selanjutnya ketika kita ingin meningkatkan performa bersepeda kita, maka kita akan punya porsi latihan yang tidak menyenangkan awalnya, seperti latihan cedence atau interval secara rutin. Ketidaknyamanan ini hanya terjadi di awal karena begitu kita rasakan manfaatnya, serta merta kita akan menyukai perubahan tersebut. Dan cepat atau lambat kita perlu membuat improvement selanjutnya lagi untuk terus berkembang.
Ada satu cerita dari kawan saya. Dia baru belajar sepeda dan merasa kakinya, khususnya area lututnya tidak nyaman. Namun dia tepis perasaan tersebut dan merasa itu semua hanya karena kakinya belum terbiasa, hingga berlangsung lebih dari 3 bulan. Akhirnya dia berhenti sementara karena kakinya mengalam cedera. Belakangan baru diketahui bahwa nyeri pada lututnya terjadi hanya karena posisi suddle-nya dan ukuran sepedanya kurang tepat. Begitu dia setup sesuai dengan bentuk tubuhnya, boom! Dia menyelesaikan beberapa ultra-distance cycling baik nasional maupun internasional.
Perubahan yang menyebabkan 'rasa' sakit berkepanjangan adalah tanda pertama bahwa perubahan Anda berpotensi fracture.
Kedua, fokusnya bukan pada perubahan (hasil), apa lagi fokus pada ketidaknyaman-nya, namun pada habit apa yang ingin kita bengun.
Jadi cek kembali, perubahan yang sedang Anda alami sekarang sesuatu yang Anda suka hasilnya atau justru membuat Anda semakin enggan untuk meneruskannya?
Jangan sampai Anda fracture dulu baru menyadari perubahan Anda ke arah yang keliru.